Ribuan warga Tarakan mengungsi ke markas Kepolisian Resor (Polres) Tarakan dan markas pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Tarakan sejak Selasa (28/9) malam hingga Rabu siang. Sementara ratusan orang lainnya terpaksa diungsikan ke markas Kompi C Batalyon Infanteri 613 Alam Raja.
Kondisi para pengungsi yang kebanyakan wanita dan anak-anak begitu memprihatinkan. Mereka harus berdesakan di kedua tempat yang daya tampungnya sangat terbatas. Pangkalan TNI AL yang berkapasitas dua ribu orang terpaksa menampung lima ribu pengungsi. Selain itu, hingga siang ini belum ada kepastian mengenai pemenuhan logistik mereka.
Sementara itu pusat-pusat perekonomian kembali lumpuh karena tak satu pun toko dan pusat perbelanjaan yang buka. Untuk mencegah keadaan makin memburuk dan memulihkan keamanan, 300 personel Brimob dari Polda Kalimantan Timur dan 300 Brimob dari Jakarta.
Tarakan kembali mencekam menyusul pecahnya kembali bentrokan antara dua kelompok warga Selasa malam. Dalam bentrokan tersebut, tiga orang tewas dan belasan orang lainnya luka-luka [baca: Tarakan Kembali Mencekam].
Pertikaian antara dua kelompok etnis di Tarakan dipicu kematian tokoh salah satu etnis, Abdullah, menyusul perkelahian dua kelompok pemuda yang sama-sama mabuk minuman keras di Juwata, Tarakan Utara, Ahad (26/9) malam. Membalas kematian itu, warga menyerang kelompok lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar